Ketika bisnis bertumbuh, maka segala bentuk operasional turut meningkat, termasuk pemasaran. Upaya manual tidak akan cukup untuk mengatasi banyaknya tugas-tugas berulang. Apalagi dalam B2B marketing, bisnis memiliki banyak lead, dan masing-masing lead membutuhkan dukungan penuh agar mencapai kesepakatan transaksi.
Untuk mengatasi masalah ini, bisnis perlu menyadari bahwa inilah saat yang tepat untuk memahami perubahan bisnis untuk menuju ke arah digital. Dalam artikel ini, kita akan membahas beragam teknologi yang dapat mendukung proses otomatisasi B2B marketing.
Saatnya Bisnis Beradaptasi dengan Perubahan Digital
Meski pertumbuhan bisnis dapat mendorong penggunaan teknologi, hal ini bukan satu-satunya alasan. Faktor lain, seperti perkembangan zaman juga terus mendesak banyak sektor untuk melakukan digitalisasi, tak terkecuali dalam sektor bisnis. Berikut ini beberapa alasan mengapa bisnis B2B perlu beradaptasi dengan perubahan digital.
Ekspektasi pelanggan B2B telah berubah, saat ini mereka mencari solusi yang disesuaikan dengan kebutuhan spesifik mereka, respons yang cepat, dan layanan yang mulus di berbagai platform digital.
Persaingan bisnis semakin ketat, transformasi digital telah mengurangi batas-batas geografis dan memperluas pasar, artinya berarti kompetitor bisa datang dari mana saja, bahkan dari luar negeri.
Inovasi dalam teknologi bergerak sangat cepat, teknologi telah menciptakan peluang baru untuk peningkatan layanan dan efisiensi, bisnis yang kesulitan beradaptasi akan kehilangan daya saing.
Akses data dan analisis, digitalisasi telah mengubah cara bisnis dalam mengumpulkan dan mengolah data, sehingga bisnis dapat membuat keputusan secara cepat, akurat dan faktual.
Peran Teknologi Otomatisasi dalam Kesuksesan Proses B2B Marketing
Dalam proses digitalisasi, B2B marketing membutuhkan otomatisasi agar operasional berjalan dengan efisien dan efektif. Berikut ini macam-macam teknologi yang akan mendukung keberhasilan strategi pemasaran dalam bisnis B2B.
Lead generation
Dalam bisnis B2B, menjaring prospek (lead generation) adalah salah satu langkah yang memiliki banyak tantangan. Langkah ini adalah proses mencari serta mengidentifikasi prospek yang dianggap ideal dan sesuai dengan produk yang dijual. Meski lebih sering dihubungkan dengan penjualan, menjaring lead juga diperlukan agar tim pemasaran memahami target audience seperti apa yang akan menerima pesan iklan kampanye.
Saat ini, lead generation lebih banyak dilakukan secara otomatis. Lead generation dapat dilakukan secara inbound maupun outbound.
Strategi inbound yang bisa digunakan bisnis B2B adalah:
Webform: form otomatis yang muncul sebagai pop-up agar pelanggan mendaftarkan email, dan menerima pembaruan informasi terkait produk dan promo.
Chatbots: pesan otomatis yang akan menjaring lead dengan merekam data percakapan pelanggan dan mengirimkannya ke CRM untuk disimpan dalam pipeline.
Sedangkan, strategi outbond yang bisa digunakan dalam bisnis B2B yaitu Iklan per-paid-click. Yaitu Iklan digital berbayar yang seringkali muncul dalam Google ataupun Facebook, biaya yang dikeluarkan berdasarkan jumlah per-click.
Lead nurturing dalam B2B marketing
Lead nurturing (pemeliharaan prospek) dalam B2B marketing berfokus pada menjaga lead agar tetap tertarik dengan produk dan layanan. Dalam prosesnya, pemeliharaan ini meliputi pengumpulan data pelanggan, penyusunan pesan pemasaran hingga pengiriman pesan pemasaran. Untuk itu, upaya tradisional akan jauh memakan banyak waktu, disinilah peran otomatisasi bekerja seperti, sistem customer relationship management (CRM).
Sistem CRM akan menjadi teknologi yang menyimpan data dan mengirimkan pesan, memberikan respon pelanggan dengan cepat hingga mengubah prospek menjadi pelanggan. Selain itu, proses integrasinya yang mudah menjadikan CRM sebagai solusi yang tepat untuk memenuhi kebutuhan B2B marketing.
Beberapa manfaat dari penggunaan sistem CRM antara lain:
Tim B2B jadi lebih mudah mengirimkan personalisasi kepada prospek, karena CRM memiliki kemampuan klasifikasi prospek sesuai kriteria tertentu.
Pengiriman pesan iklan kampanye yang dapat dikelola secara multi-channel, memudahkan proses pengelolaan media pemasaran melalui satu platform.
Mengelola prospek dan pelanggan dalam jumlah banyak sekaligus, sehingga lebih hemat waktu dan tenaga.
Mengelola kontrak dan penawaran secara otomatis dan dapat diatur sesuai jadwal.
Strategi Memanfaatkan Teknologi dalam Pemasaran B2B
Menjamurnya digitalisasi di lingkup B2B marketing, menjadikan teknologi menjadi alat paling dasar untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang terintegrasi dan seperti tanpa cela. Berikut adalah beberapa strategi memanfaatkan teknologi dengan fokus pada integrasi yang harmonis, pemanfaatan media sosial, dan pemasaran konten:
Menciptakan pengalaman pelanggan dengan integrasi yang harmonis
Untuk menciptakan pengalaman pelanggan yang tidak terlupakan dapat dimulai dengan mengintegrasikan CRM untuk mempersonalisasi pengalaman pelanggan. Nantinya, sistem CRM akan melacak setiap interaksi pelanggan di berbagai saluran, dari email hingga media sosial. CRM memungkinkan tim pemasaran mendapatkan pengetahuan terkait kebutuhan dan preferensi pelanggan, sehingga bisa memberikan pengalaman yang lebih personal dan relevan.
Selain itu, pengalaman pelanggan yang harmonis juga dapat diwujudkan dengan memanfaatkan marketing automation untuk skalabilitas. Otomatisasi ini akan membantu bisnis B2B untuk menjalankan kampanye pemasaran dalam skala besar tanpa kehilangan personalisasi. Tetapi dibutuhkan beberapa gabungan teknologi otomatisasi diantaranya:
email marketing,
drip campaigns,
Chatbot yang diintegrasikan di situs web atau platform seperti WhatsApp
teknologi AI dan predictive analytics
AI-driven recommendations.
Memanfaatkan fungsi media sosial dan pemasaran konten
Pemanfaatan fungsi media sosial dalam B2B marketing seringkali digunakan untuk meningkatkan visibilitas dan engagement. Platform media sosial seperti LinkedIn, Twitter, dan Instagram menawarkan peluang besar dalam pasar B2B.
Untuk pengelolaan media sosial yang optimal, tugas-tugas seperti menjadwalkan postingan, memonitor keterlibatan pelanggan, dan melacak interaksi dengan audiens target dapat diserahkan kepada social media automation tools. Teknologi ini akan meningkatkan engagement dengan konten yang konsisten dan relevan serta mempermudah bisnis untuk menjangkau prospek di platform yang paling sering mereka gunakan.
Dalam media sosial ataupun website, bisnis juga seringkali memanfaatkan pemasaran konten berbasis data untuk memenuhi kebutuhan audiens. Bisnis dapat menggunakan strategi data-driven content marketing. Bisnis dapat memanfaatkan wawasan dari analitik untuk memahami kebutuhan audiens mereka, dan membuat konten yang benar-benar beresonansi dengan prospek.
Kesimpulan
Mengintegrasikan teknologi dalam B2B marketing merupakan kunci untuk mencapai pertumbuhan bisnis yang progresif. Dengan memanfaatkan alat seperti CRM, otomatisasi pemasaran, dan analitik berbasis AI, perusahaan dapat meningkatkan efisiensi operasional, memberikan pengalaman pelanggan yang harmonis, serta mengoptimalkan strategi pemasaran.
Teknologi juga akan memperkuat upaya lead generation dan lead nurturing, serta mendukung keputusan berbasis data. Dalam era digital ini, integrasi teknologi bukan lagi pilihan, melainkan kebutuhan utama untuk keberhasilan B2B marketing.